Asal Usul Barcode: Teknologi Kecil yang Mengubah Dunia
Barcode adalah salah satu teknologi kecil yang sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari belanja di supermarket, pengiriman paket, tiket konser, hingga boarding pesawat—semua menggunakan barcode. Meski terlihat sederhana, teknologi ini memiliki sejarah panjang dan peran besar dalam perkembangan industri modern.
Dalam artikel ini, kita akan membahas asal usul barcode, siapa penemunya, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa teknologi ini begitu berpengaruh hingga kini.
Awal Mula Barcode: Terinspirasi dari Bunyi Garis di Laut
Asal usul barcode bermula dari ide sederhana pada tahun 1948. Dua mahasiswa dari Drexel Institute of Technology, Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver, mendapatkan inspirasi setelah mendengar sebuah percakapan tentang kebutuhan sistem otomatis untuk membaca informasi produk di toko.
Woodland kemudian menggambar pola garis di pasir menggunakan jari—terinspirasi dari konsep kode Morse. Garis panjang dan pendek itu menjadi cikal bakal desain barcode yang kita kenal sekarang.
Pada tahun 1952, mereka berhasil mematenkan teknologi barcode pertama dengan bentuk target lingkaran konsentris (bull’s-eye barcode) agar mudah dibaca dari berbagai arah.
Perkembangan: Dari Ide Sederhana Menjadi Teknologi Industri
Meskipun telah dipatenkan, teknologi barcode belum langsung dipakai secara luas. Alasannya sederhana: belum ada alat pemindai yang cukup cepat dan akurat untuk membaca kode tersebut.
Perubahan besar terjadi ketika industri ritel dan logistik mulai berkembang pesat pada tahun 1970-an. Pada tahun 1973, muncul standar baru bernama Universal Product Code (UPC)—barcode garis vertikal yang kita kenal sekarang. Standar ini memudahkan toko untuk mengidentifikasi produk dengan cepat dan tepat.
Barcode pertama yang dipindai secara resmi adalah permen karet Wrigley’s pada 26 Juni 1974 di Ohio, Amerika Serikat. Momen ini menjadi titik kelahiran sistem ritel modern.
Cara Kerja Barcode: Membaca Informasi dengan Cahaya
Cara kerja barcode sebenarnya sederhana:
1. Cahaya dari scanner diarahkan ke kode batang.
2. Garis hitam menyerap cahaya, sedangkan ruang putih memantulkannya.
3. Sensor membaca pola pantulan tersebut.
4. Sistem mengubahnya menjadi informasi digital, misalnya nama barang, harga, atau kode produksi.
Kecepatan dan akurasi inilah yang membuat barcode menjadi teknologi yang sangat efisien.
Jenis-Jenis Barcode yang Paling Umum
Ada banyak jenis barcode, namun yang paling sering digunakan adalah:
1. Barcode 1D (Linear)
Seperti UPC dan EAN, terdiri dari garis vertikal. Digunakan untuk produk ritel.
2. Barcode 2D
Contoh: QR Code.
Bisa menyimpan informasi lebih banyak, seperti URL, teks, bahkan file kecil.
3. Code 39 dan Code 128
Sering digunakan untuk logistik, gudang, dan industri manufaktur.
Manfaat Barcode dalam Kehidupan Modern
Barcode memberi manfaat besar, antara lain:
✔ Mempercepat proses identifikasi barang
Scanner hanya butuh hitungan detik untuk membaca kode.
✔ Mengurangi kesalahan manusia
Memasukkan data manual rentan error, sedangkan barcode lebih akurat.
✔ Meningkatkan efisiensi bisnis
Mulai dari gudang hingga kasir, semuanya jadi lebih cepat.
✔ Mudah diintegrasikan dengan sistem digital
Data dari barcode bisa langsung masuk ke software manajemen.
✔ Biaya rendah, hasil maksimal
Barcode bisa dicetak murah namun memberikan manfaat besar.
Mengapa Barcode Masih Digunakan Hingga Sekarang?
Walaupun banyak teknologi baru muncul, barcode tetap bertahan karena:
• mudah dibuat
• mudah dipindai
• biaya rendah
• sangat efisien
• kompatibel hampir di semua industri
Bahkan dalam era digital dan IoT (Internet of Things), barcode tetap menjadi standar identifikasi produk di seluruh dunia.
Kesimpulan
Asal usul barcode berawal dari ide sederhana dua mahasiswa hingga menjadi teknologi yang mengubah dunia. Dari supermarket, gudang, transportasi, hingga layanan kesehatan—barcode membantu mempercepat proses, mengurangi kesalahan, dan mendukung sistem kerja modern. Teknologi kecil ini membuktikan bahwa inovasi sederhana bisa membawa dampak besar bagi peradaban manusia.

0 Comments